Workshop inovasi pembelajaran sebagai pengembangan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru TPQ (Taman Pendidikan al Qur’an) Bumi Kartini di jalan Cangkring Kuwasen Jepaa pada Kamis dan Jum’at (4-5 Juli 2024) pagi.

Pelatihan tersebut diikuti oleh guru TPQ Bumi Kartini yang merupakan salah satu unit Sekolah Bumi Kartini di bawah naungan Yayasan Pendidikan Bumi Kartini yang secara kebetulan bertempat di salah satu ruang kelas Sekolah Dasar Unggulan Terpadu (SDUT) Bumi Kartini. Pelatihan tersebut dilaksanakan dua hari yakni tanggal 4 dan 5 Juli 2024 mulai pukul 08.00-15.00 WIB. Pra acara diisi sambutan oleh Aminatul Munawaroh selaku Kepala TPQ Bumi Kartini, beliau menyampaikan beberapa hasil usulan yang diungkapkan oleh guru TPQ diantaranya adalah perlu adanya pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam hal ini adalah guru, perlunya inovasi serta kreatifitas guru dalam proses belajar mengajar.

Pentingnya diadakan pelatihan tersebut karena dilatarbelakangi dari kegelisakan guru TPQ yang merasa perlu untuk menjadikan pembelajaran al Qur’an diminati para santri, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang menarik dan tidak membosankan serta mengajak santri untuk aktif dalam pembelajaran. Hari pertama diisi dengan pemaparan materi pengembangan media pembelajaraan oleh Khatimatul Husna, S.Pd.I, beliau merupakan guru yang mendapat penghargaan dari Yayasan Bumi Kartini sebagai The Best Innovative Teacher Of The Year tahun 2023-2024 beliau menyampaikan materi tentang komponen pembelajaran, maupun berkaitan dengan inovasi pembelajaran meliputi pengertian, sifat inovasi pembelajaran (baru, unik, menarik, berguna dan mendapat manfaat) dan cara inovasi pembelajaran (Amati, Tiru dan modifikasi). “ Media pembelajaran memudahkan santri atau siswa dalam menerima materi pelajaran, karena ada tipe anak yang kesulitan menangkap pelajaran dengan cara yang abstrak (misal: hanya dengan ucapan), jadi diperlukan media untuk menvisualkan materi agar tersampaikan dengan baik” tuturnya. Beliau tidak hanya menyampaikan materi namun juga memamerkan hasil karya media pembelajaran yang inovatif buatannya. Mulai dari huruf hijaiyyah berbentuk flashcard, media penulisan huruf hijaiyyah sambung yang bisa disesuaikan dengan cara menarik ulur, tongkat sebagai media pengenalan harakat fathah, kasrah, dummah dan sukun sampai  mahkota yang ditempeli dua bentuk bibir untuk membedakan huruf hijaiyyah yang dibaca mecucu  dan meringis (senyum).

Hari kedua, kegiatan ini tidak diisi dengan penyampaian materi namun praktek

pembuatan media pembelajaran. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberi tugas membuat media pembelajaran untuk kelas 1 sampai kelas 4.

Ide pembuatan media ini bisa didapatkan dari media sosial, googling maupun meniru atau memodifikasi media yang sudah disampaikan oleh pemateri.

 Hasil dari workshop ini adalah media pengenalan huruf Pegon di kelas 1 dengan bernyanyi, penyampaian materi kelas 2 dengan Power Point dan media berbentuk lima jari, materi tajwid dikelas 3 dapat disampaikan melalui power point dan penyampaian materi (ghorib) di kelas 4 dengan flashcard. Media yang telah diciptakan selama pelatihan nantinya akan dipergunakan untuk menunjang proses belajar mengajar, dan pastinya akan ada penambahan media yang lain seiring berjalannya waktu.  Sesi terakhir diisi dengan ice breaking untuk melemaskan otot dan memulihkan semangat.