Mengaji Lebih Semangat dengan Media Pop-Up Rumus Tajwid

Ditulis oleh Khotimatul Khusna, dipublikasi pada 17 January 2025 dalam kategori Ruang Guru

Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari diri siswa mencakup minat, keinginan, dan kecakapan belajar. Faktor eksternal diantaranya guru dengan segala strateginya.  Sependek pengalaman mengajar penulis, dalam tiap kelas yang terdiri dari 28 siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda. Ada kelas yang cenderung tenang, siswa lebih suka menggambar, mewarnai atau kegiatan yang dilakukan dengan duduk tenang. Adapula kelas yang sangat sibuk, siswa lebih suka bergerak kesana kemari dan butuh usaha ekstra untuk mengkondisikan. Dengan tantangan yang berbeda di tiap kelas, guru menjadi kunci utama dalam proses pembelajaran, karenanya dituntut selalu melakukan inovasi pembelajaran mencakup penemuan dan pemanfaatan media, pengelolaan kelas, dan mengatur strategi pembelajaran dengan baik.

 Tahun ajaran 2024-2025 ini penulis mendapat jam mengajar di tiga kelas parallel. Kebetulan sekali ada satu kelas yang kebanyakan tipe siswa nya kinestetik. Banyak bergerak dan ngobrol sendiri. Lebih serunya lagi penulis masuk di jam siang sebelum istirahat makan siang. Jam dimana siswa mulai capek dan konsentrasi siswa kelas 2 SD sudah mulai terpecah.

Dalam rangka mengatasi berbagai tantangan yang muncul, penulis mencoba membuat media pembelajaran berupa POP-UP Rumus Tajwid.  Media ini berbahan baku kertas dan mudah sekali membuatnya. Dengan menggunakan gunting dan spidol kita buat bentuk pohon dan diberi tulisan Ghunnah Musyaddadah, kemudian gunting lagi 2 kertas berbentuk persegi panjang dan ditulis nun tasydid dan mim tasydid. Berbekal tutorial di yutube bentuk tadi di lem sedemikian rupa  dikertas yang lain sehingga ketika kita buka lipatan kertasnya karakter pohon akan otomatis berdiri. Selanjutnya tinggal ditarik kertas yang disediakan maka tulisan nun dan mim tasydid yang mau ditonjolkan yang tadinya posisi diagonal / tidur bisa berubah posisi menjadi berdiri atau vertical

Setelah sukses mengkondisikan kelas, salam dan berdoa, siswa diajak untuk membuka kitab Yanbu’a jilid 7 materi Ghunnah Musyaddadah. Selanjutnya penulis menerangkan konsepnya menggunakan media POP UP secara klasikal. Setelah selesai, beberapa anak dipilih secara random sesuai tanggal hari itu untuk maju kedepan dan mempraktekkan media sendiri. Sekitar 20 menit  penyampaian materi, kegiatan anak selanjutnya adalah nderes capaian mengaji nya untuk kemudian menulis sambil menunggu dipanggil maju mengaji jilid satu persatu. Untuk beberapa anak spesial, setelah mengaji jilid siswa diajak bermain POP UP Rumus Tajwid lagi sampai mereka faham.

Pembelajaran dengan media ini dapat mengakomodir gaya belajar siswa yang bervariatif. Tipe auditori belajar dengan mendengar penjelasan guru, tipe visual belajar dengan melihat media secara nyata, tipe kinestetik belajar dengan memainkan sendiri media yang ada. Media ini relevan dengan salah satu pendekatan dalam kurikulum merdeka yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Dimana proses pembelajaran dilakukan untuk menjawab kebutuhan, gaya, atau minat belajar dari masing-masing siswa. Apalagi durasi waktu klasikal materi di mapel mengaji harus terbagi dengan waktu untuk individual. Jadi capaian kompetensi tetap bisa tercapai dengan waktu yang terbatas.

Penerapan media pembelajaran ini mendapatkan apresiasi dari peserta didik. Siswa terlihat lebih antusias selama pembelajaran, penggunaan media POP UP Rumus Tajwid memberikan pengalaman baru dan memicu rasa ingin tahu siswa sehingga hal ini tentu saja mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dapat dirasakan perbedaan antara pembelajaran menggunakan media POP UP Rumus Tajwid dengan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional model ceramah. Peserta didik menjadi lebih aktif dan bersemangat belajar, sangat membantu pemahaman siswa terkait materi yang diajarkan, merangsang keberanian untuk mencoba serta berani merespon pertanyaan dari guru. Peserta didik cenderung lebih fokus memperhatikan materi yang disajikan sehingga materi dapat terserap dengan baik dan motivasi belajar siswa pun meningkat.

Sebelum pembelajaran usai, penulis mengajukan pertanyaan pada sekelompok siswa tentang media POP UP Rumus Tajwid. Syukurlah tanggapan mereka sangat positif. Dengan serempak mereka menjawab bagus. Mereka sepakat bahwa media ini membantu dalam memahami dan mengingat materi. Tak lupa penulis juga meminta masukan dari beberapa wali kelas 2 tentang pembelajaran yang penulis sajikan. Bunda Afa wali Kelas 2 Manchester berkata bahwa pembelajarannya bagus, siswa terlihat semangat dan aktif. Lebih lanjut beliau memberi masukan agar media dan metode pembelajaran aktif lebih baik diaplikasikan di semua kelas, sehingga tidak ada kelas yang tertinggal. Bunda Tatik, wali kelas 2 Surabaya juga berkomentar yang sama, “ Bagus bun.. anak-anak semangat dalam mata pelajaran al-Qur’an. Ketika saya beri instruksi untuk menyiapkan pelajaran Al-Qur’an, mereka langsung sat set dan tidak terdengar komentar alaaaah…”  katanya sambil terkekeh. “Oia ,, medianya apakah terlihat sampai belakang bun? Sepertinya lebih baik kalau ukurannya diperbesar agar mudah dilihat oleh semua siswa” Tambahnya lagi.

Penulis hanya berikhtiar melakukan inovasi dan kreatifitas pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang, situasi dan kondisi siswa. Media dan metode yang penulis kembangkan masih harus disempurnakan lagi. Harapan penulis, sekolah terutama kepala TPQ dapat mendorong guru lain untuk terus mengembangkan kreativitas dan kemampuan agar dapat menciptakan media pembelajaran yang inovatif, yang bukan hanya mampu mencapai tujuan pembelajaran namun disukai siswa agar pembelajaran mapel al-Qur’an lebih bermakna dan berwarna.

Berikut keseruan video pembelajaran menggunakan Pop-Up Rumus Tajwid https://vt.tiktok.com/ZS6m8cYj3/